Bedah epilepsi adalah operasi otak yang dapat mencakup tindakan berikut (tergantung jenis bedah yang dijalankan):
Mengangkat area otak yang menyebabkan kejang
Memblokir jalur saraf yang dilewati impuls kejang
Memasang alat implan untuk menangani epilepsi
Jenis-jenis bedah epilepsi
Ada banyak jenis bedah epilepsi: Tiap jenis bedah menargetkan bagian otak yang berbeda, tergantung pada lokasi neuron yang menyebabkan kejang.
Dokter juga akan mempertimbangkan usia Anda sebelum menganjurkan jenis bedah epilepsi yang paling cocok untuk menangani kondisi Anda.
Bedah resektif mengangkat sebagian kecil otak. Spesialis bedah akan memotong jaringan otak dari area otak yang menyebabkan kejang. Biasanya, area ini adalah lokasi tumor, cedera otak, atau kelainan bentuk. Teknik kraniotomi sadar sering digunakan untuk bedah resektif.
Reseksi lobus temporal, yang juga disebut lobektomi temporal, mengangkat beberapa bagian lobus temporal pada otak. Jenis bedah epilepsi ini paling umum dilakukan.
Stimulasi otak dalam mencakup tindakan pemasangan alat implan secara permanen di dalam otak. Alat ini akan melepaskan sinyal listrik untuk menghambat aktivitas tidak normal yang memicu kejang. Generator yang digunakan untuk mengirimkan impuls listrik juga akan ditanamkan ke dada.
Kalosotomi korpus mengangkat bagian otak yang menghubungkan saraf di belahan otak kanan dan kiri. Bagian tersebut adalah korpus kalosum. Bedah ini dapat mencegah aktivitas otak yang tidak normal menyebar dari satu sisi otak ke sisi lainnya.
Hemisferektomi mengangkat satu belahan dari korteks serebral. Hemisferektomi biasanya dilakukan pada anak yang mengalami kejang parah.
Hemisferektomi fungsional mengangkat saraf sambungan di korpus kalosum tanpa perlu mengangkat bagian otak.
Mengapa bedah epilepsi diperlukan?
Bedah epilepsi dapat dijadikan opsi jika penggunaan obat tidak mampu mengendalikan kejang.
Bedah resektif hanya dapat dijadikan opsi jika:
Dokter dapat dengan jelas mengidentifikasi area otak yang memicu kejang
Area yang akan diangkat tidak mengendalikan fungsi vital, seperti bahasa, indra, atau gerak tubuh
Epilepsi yang parah dapat menimbulkan komplikasi dan risiko kesehatan, antara lain:
Cedera fisik saat terjadi kejang
Tenggelam, jika kejang terjadi saat pasien berendam atau berenang
Depresi dan kecemasan
Keterlambatan perkembangan pada anak
Penurunan daya ingat dan kemampuan kognitif
Kematian mendadak
Hasil yang diharapkan dari sebagian besar bedah epilepsi adalah pasien dapat mengendalikan kejang dengan obat.
Siapa saja yang tidak boleh menjalani bedah epilepsi?
Anda tidak boleh menjalani bedah epilepsi jika mengalami kondisi medis serius, seperti kanker aktif atau gagal jantung.
Apa saja risiko dan komplikasi bedah epilepsi?
Selain risiko bedah pada umumnya, bedah epilepsi juga memiliki risiko berikut:
Infeksi dan perdarahan
Gangguan kognitif, seperti:
Gangguan daya ingat dan kemampuan berbicara
Kehilangan penglihatan
Kehilangan kemampuan koordinasi gerak tubuh
Kejang kambuh
Depresi atau perubahan suasana hati lainnya
Sakit kepala
Stroke
Besar kecilnya risiko bergantung pada jenis bedah dan tingkat keparahan kondisi Anda. Dokter akan menjelaskan risiko tertentu dari prosedur yang akan Anda jalani serta rencana yang akan dijalankan untuk mengurangi risiko komplikasi.
Apa yang perlu dipersiapkan untuk menjalani bedah epilepsi?
Dokter akan meminta Anda melakukan pemeriksaan ekstensif sebelum memulai bedah epilepsi. Semua pemeriksaan ini akan membantu menentukan kelayakan Anda untuk menjalani bedah, mengamati aktivitas tidak normal pada otak, dan mengidentifikasi lokasi bedah.
Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan, dan beberapa lainnya mungkin mengharuskan rawat inap.
Jenis-jenis pemeriksaannya antara lain:
Elektroensefalogram (EEG) dasar, dengan memasang elektrode di kulit kepala untuk mengukur aktivitas listrik.
EEG video, yaitu EEG berkelanjutan melalui pemantauan video untuk merekam kejang yang sedang terjadi. Karena Anda perlu menghentikan atau mengurangi obat yang sedang dikonsumsi, pemeriksaan ini mengharuskan rawat inap agar tim medis dapat memantau Anda.
Pemantauan EEG invasif, dengan memasang elektrode melalui tindakan bedah di permukaan atau bagian dalam otak. Pemantauan EEG dilakukan saat Anda dalam keadaan dibius.
EEG video dengan elektrode invasif, dengan memasang elektrode melalui tindakan bedah di permukaan atau bagian dalam otak. Untuk pemeriksaan ini, pemantauan video dan EEG akan dilakukan saat Anda berada dalam keadaan sadar dan dirawat inap.
Pencitraan resonansi magnetik (MRI), yaitu tes pencitraan untuk mengidentifikasi sel rusak, tumor, dan kelainan apa pun yang menyebabkan kejang.
MRI fungsional, yang mengidentifikasi bagian otak yang aktif saat Anda melakukan tugas tertentu, seperti mendengarkan atau membaca. Dengan demikian, dokter bisa dengan tepat mengidentifikasi area otak yang mengendalikan fungsi tertentu.
Pemeriksaan Wada, dengan menyuntikkan obat agar salah satu sisi otak tertidur. Kemudian, Anda akan menjalani tes fungsi berbahasa dan daya ingat. Tes ini akan membantu menentukan sisi otak yang dominan dalam berbahasa. Dengan pemeriksaan Wada, dokter juga dapat mengetahui perlu tidaknya Anda menjalani bedah dalam keadaan sadar. Pemeriksaan ini digunakan jika Anda tidak bisa menjalani MRI fungsional.
Tomografi emisi positron (PET), yang menggunakan alat pencitraan khusus untuk mengukur fungsi otak saat Anda tidak mengalami kejang. Citra yang dihasilkan biasanya dapat membantu dokter mengidentifikasi titik asal kejang.
Tomografi terkomputasi emisi foton tunggal (SPECT), yang mengukur aliran darah pada otak saat terjadi kejang. Biasanya, darah lebih banyak mengalir pada bagian otak yang menyebabkan kejang. Pemeriksaan ini membutuhkan rawat inap.
Pemetaan otak, dengan memasang elektrode kecil pada permukaan otak melalui tindakan bedah. Kemudian, Anda akan diminta untuk melakukan beberapa tugas sementara dokter mengamati aktivitas listrik pada otak.
Pemeriksaan neuropsikologi, untuk memeriksa fungsi berbahasa dan daya ingat.
Seperti apa proses bedah epilepsi?
Sebagian besar prosedur bedah epilepsi membutuhkan rawat inap selama 3–4 malam.
Estimasi durasi
Bedah epilepsi dapat berlangsung selama 3–6 jam.
Sebelum prosedur
Rambut apada bagian atas tengkorak yang akan diangkat dalam operasi kan dicukur.
Kanul intravena (IV), atau infus, akan dipasang untuk memasukkan cairan dan obat bius ke tubuh selama prosedur bedah.
Selama prosedur
Anda mungkin akan terhubung dengan monitor EEG supaya tim dapat merekam dan memantau gelombang otak selama operasi berlangsung.
Prosedur bergantung pada jenis bedah epilepsi yang dijalankan.
Biasanya, Anda akan diberi anestesi umum. Pada bedah resektif yang menggunakan teknik kraniotomi sadar, dokter mungkin perlu membangunkan Anda saat bagian operasi tertentu untuk memeriksa kemampuan bahasa dan gerak tubuh Anda. Dalam hal ini, Anda akan diberi bius lokal untuk membantu menghilangkan rasa sakit.
Spesialis bedah akan membuat lubang kecil pada tengkorak (kraniotomi) untuk menjangkau bagian otak yang akan dioperasi. Kemudian, spesialis bedah akan menjalankan prosedur bedah epilepsi sesuai rencana.
Setelah prosedur
Anda akan dipindahkan ke unit perawatan intensif untuk dipantau secara intensif pada malam pertama. Setelah itu, Anda dapat dipindahkan ke ruang rawat umum untuk observasi lebih lanjut.
Saat pertama kali terbangun, kepala Anda akan bengkak dan terasa sakit. Sebagian besar pasien perlu obat penghilang rasa sakit setidaknya selama beberapa hari pertama.
Periode perawatan dan pemulihan bedah epilepsi
Kemungkinan, Anda tidak akan bisa bekerja atau bersekolah selama 1–3 bulan. Anda harus beristirahat yang cukup selama beberapa minggu pertama dan perlahan-lahan meningkatkan intensitas aktivitas.
Anda akan diberi obat untuk mengendalikan kejang. Jika Anda tidak mengalami kejang selama satu tahun ke depan, pemberian obat dapat dipertimbangkan ulang dan mungkin dihentikan oleh dokter.
Bagi sebagian besar pasien yang kejangnya kambuh setelah berhenti minum obat, kejang berhasil dikendalikan lagi setelah mereka kembali mengonsumsi obat.
Mengapa memilih Mount Elizabeth Hospital?
Mount Elizabeth Hospital sudah lebih dari 40 tahun menghadirkan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien. Dua rumah sakit swasta kami di Singapura dilengkapi dengan fasilitas modern dan teknologi termutakhir yang melengkapi keahlian medis kami dalam menangani dan mengobati beragam kondisi medis.
Dengan dukungan tim perawat dan tenaga penunjang medis, spesialis dari berbagai bidang ilmu di rumah sakit kami berupaya merawat semua pasien neurologi secara cepat dan simpatik.
Spesialis bedah saraf kami
Spesialis bedah saraf kami berpengalaman dalam mendiagnosis berbagai jenis epilepsi dan melakukan bedah epilepsi untuk membantu Anda mengendalikan kejang serta menjaga keselamatan dan kesehatan Anda.
Serahkan penyusunan rencana perawatan holistik Anda kepada kami. Kami akan membantu menangani kelainan neurologis yang Anda alami dan mewujudkan target kesehatan yang Anda inginkan.
Pria
Wanita
Please check with your insurance provider for more information, and for their most up-to-date list of panel doctors.
^Specialists may qualify to be on the Extended Panel (EP). You may enjoy selected panel benefits depending on your policy and riders.