Kanker liver atau kanker hati adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal dalam hati (liver), yang bermutasi dan membentuk tumor. Kanker jenis ini lebih umum dijumpai di Asia daripada di negara Barat.
Secara umum kanker hati terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Kanker hati primer. Terjadi ketika tumor tumbuh dari sel organ hati. Pada umumnya kanker hati jenis ini terjadi akibat komplikasi dari penyakit hati lainnya seperti hepatitis atau sirosis. Diagnosis kanker hati primer sendiri dinyatakan berdasarkan jenis sel kanker yang berkembang:
Sel utama dalam hati disebut hepatosit. Kanker yang tumbuh dari sel ini disebut karsinoma hepatoseluler atau hepatoma.
Sel-sel yang melapisi saluran empedu disebut kolangiosit (cholangiocytes). Tumor dalam sel-sel ini disebut kolangiokarsinoma (cholangiocarcinoma) atau kanker saluran empedu.
Kanker hati sekunder. Terjadi apabila kanker pada awalnya tumbuh di organ lain dalam tubuh, dan menyebar ke hati, yang disebut “metastasis”. Penyebaran paling sering ditemui berasal dari kanker lambung, kanker usus, kanker paru-paru, dan kanker payudara.
Sama seperti jenis kanker lainnya, kanker hati memiliki beberapa tahap atau stadium yang menggambarkan ukuran dan tingkat penyebaran kanker. Tahapan yang paling umum dipakai biasanya adalah sistem stadium 1 – 4. Berikut adalah kondisi umum di setiap stadium:
Kanker Stadium 1: Tumor berada di dalam hati dan belum menyebar ke organ atau lokasi lain.
Kanker Stadium 2: Ada beberapa tumor kecil di dalam hati atau ada satu tumor yang mencapai pembuluh darah.
Kanker Stadium 3: Ada beberapa tumor besar atau satu tumor yang mencapai pembuluh darah utama.
Kanker Stadium 4: Sudah terjadi penyebaran sel kanker ke organ tubuh lainnya.
Apa Gejala Kanker Hati?
Gejala kanker hati biasanya baru terlihat jelas pada stadium lanjut. Satu dari tiga pasien tidak menunjukkan ciri-ciri kanker hati sejak awal. Maka dari itu, gejala kanker hati bisa jadi berbeda-beda pada setiap pasien. Namun, beberapa gejala umum yang muncul biasanya tidak jauh berbeda dengan penyakit hati kronis lainnya seperti:
Nyeri pada perut atau organ hati (perut bagian kanan atas).
Kulit dan mata menguning atau disebut juga “penyakit kuning”.
Pembengkakan perut akibat cairan (asites).
Pembengkakan organ hati.
Mual, muntah, dan mudah lelah.
Mudah memar atau berdarah.
Sakit punggung.
Merasa perut penuh meskipun hanya makan sedikit.
Penurunan berat badan.
Apa Penyebab Kanker Hati?
Terdapat tiga penyebab utama kanker hati primer:
Infeksi hepatitis B kronis.
Infeksi hepatitis C kronis.
Konsumsi alkohol yang berlebihan.
Selain faktor di atas, ada penyebab lainnya yang kurang umum, seperti: faktor keturunan atau genetik, sirosis (jaringan parut pada hati), dan racun yang disebut aflatoksin yaitu jamur yang ditemukan dalam kacang, gandum, kedelai, dan biji-bijian.
Apa Faktor Risiko Kanker Hati?
Meskipun penyebab kanker hati belum dapat dijelaskan secara terperinci, tetapi ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkit kanker hati. Di antaranya sebagai berikut:
Kondisi medis seperti diabetes, lupus, atau obesitas
Pernah menjalani operasi pengangkatan kandung empedu (kolesistektomi)
Kebiasaan merokok.
Paparan aflatoksin, suatu racun pada makanan yang dapat ditemui dalam kacang, gandum, kedelai, dan biji-bijian
Paparan radiasi dari sinar-X
Paparan zat kimia seperti arsenik, vinil klorida, dan trichloroethylene
Faktor keturunan atau genetik, seperti hemokromatosis dan penyakit Wilson
Sirosis atau terbentuknya jaringan parut di hati
Kondisi hati yang berlemak
Sistem imun yang lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS atau baru menjalani transplantasi organ tubuh
Apa Komplikasi Kanker Hati?
Komplikasi kanker hati cenderung terjadi pascaperawatan, khususnya sesudah operasi. Beberapa kemungkinan komplikasi dari kanker hati antara lain:
Infeksi setelah menjalani operasi.
Pendarahan.
Penyumbatan darah.
Kebocoran cairan empedu.
Gangguan fungsi ginjal.
Penumpukan cairan pada perut.
Bagaimana Cara Mencegah Kanker Hati?
Dengan mengetahui penyebab kanker hati dan faktor risiko kanker hati, maka beberapa langkah pencegahan bisa diambil untuk menurunkan risiko kanker hati. Upaya-upaya tersebut di antaranya:
Menghindari risiko terjangkit hepatitis mengingat ini adalah faktor risiko yang signifikan. Langkah ini dapat dilakukan misalnya dengan berperilaku seksual yang sehat, mendapatkan vaksin hepatitis B, menghindari tindikan dan jarum suntik – termasuk menjauhi narkotika.
Melakukan perawatan atas penyakit lain yang meningkatkan risiko kanker hati, seperti misalnya sirosis dan diabetes.
Menjaga berat badan.
Mengurangi atau berhenti mengonsumsi alkohol dan rokok.
Menggunakan alat pelindung diri saat terpapar bahan kimia.
Penyanyi-aktris asal Singapura, Joanna Dong, yang dikenal dengan vokal jazz-nya yang penuh perasaan, menghadapi perjuangan yang tak terduga melawan kanker payudara pada bulan Juli 2024. Dengan karier - dan suaranya - dipertaruhkan, ia memulai perjalanan penuh liku antara tekad pribadi dan intervensi medis di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena.
Temukan bagaimana diet seimbang mendukung pengobatan dan pemulihan kanker. Pelajari makanan apa saja yang perlu disertakan, apa saja yang perlu dihindari, dan dapatkan rekomendasi diet untuk kesehatan yang optimal.
Kisah Karen adalah perjalanan yang luar biasa dalam melawan dua jenis kanker, yang ditandai dengan ketangguhannya, dukungan yang ia terima dari orang-orang terkasih, dan para profesional medis yang berdedikasi yang ia temui di Mount Elizabeth Novena Hospital.
Transplantasi sel punca menawarkan harapan bagi individu yang berjuang melawan multiple myeloma, kanker darah yang kompleks. Pahami tingkat keberhasilannya, potensi hasil, dan banyak lagi, untuk membuat keputusan pengobatan yang tepat.
Dr Lynette Ngo, ahli onkologi medis dan direktur medis dari Mount Elizabeth Novena Centre for Genomic Health, berbagi tentang pekerjaannya dengan pasien kanker, dan pemikirannya tentang peran dan pentingnya pengujian genetik klinis.
Sebastian Ang, seorang pensiunan, merasa cemas tentang bagaimana kanker rektum akan mempengaruhi kualitas hidupnya. Dia menemukan harapan dan pemulihan dengan bantuan spesialis kolorektal Dr Chong Choon Seng dari Mount Elizabeth Hospitals.