Penyakit ginjal polikistik (PKD) adalah penyakit turunan yang ditandai dengan pertumbuhan kista (kantung berisi cairan) pada ginjal. PKD dapat bersarang di kedua ginjal dengan kista yang terus bertambah besar dan banyak hingga merusak jaringan ginjal yang sehat dan memengaruhi fungsi ginjal. Penyakit ini dapat menyebabkan hipertensi, batu ginjal, infeksi saluran kemih, dan aneurisme otak (pelebaran arteri otak secara abnormal).
Jenis-jenis penyakit ginjal polikistik
Penyakit ginjal polikistik dominan autosomal. Ini adalah PKD umum yang biasanya terjadi pada orang dewasa. Meski demikian, kondisi ini dapat diderita oleh anak-anak. Umumnya, gejala PKD ini muncul pada usia pasien 30-40 tahun. Namun, sejumlah pasien mulai mengalami gejala PKD dewasa sejak usia muda.
Penyakit ginjal polikistik resesif autosomal. PKD yang juga disebut PKD infantil ini merupakan kelainan genetik langka yang menjangkiti 1 dari 20.000 anak. Ginjal pengidap PKD jenis ini akan membesar karena kista pada ginjal dipenuhi oleh cairan. Penyakit ini dapat didiagnosis sejak usia muda. Tanda PKD infantil bisa muncul sejak bayi berada dalam rahim atau selama beberapa bulan pertama setelah bayi lahir.
Apa saja gejala penyakit ginjal polikistik (PKD)?
Gejala PKD antara lain:
Kencing berdarah
Tekanan darah tinggi
Nyeri di bagian punggung dan samping tubuh
Nyeri perut bagian atas yang terkait dengan kista hati dan pankreas
Infeksi saluran kemih
Jika mengalami gejala PKD, segera konsultasikan dengan dokter, terutama jika kerabat dekat Anda juga mengidap penyakit ini. Jika diketahui sejak dini, penyakit ini dapat lebih mudah ditangani.
Apa penyebab penyakit ginjal polikistik (PKD)?
Penyakit ginjal polikistik adalah penyakit ginjal turunan, yaitu ketika gen abnormal yang menyebabkan penyakit ini menurun dari orang tua ke anaknya. Dalam kasus tertentu, penyakit ini disebabkan oleh mutasi genetik.
Apa saja faktor risiko penyakit jantung ginjal polikistik (PKD)?
Ada 2 faktor risiko yang terkait dengan penyakit ginjal polikistik. Antara lain:
Keturunan gen dominan. Ayah atau ibu pengidap PKD berpotensi menurunkan gen abnormal sebagai gen dominan kepada anaknya. Jika demikian, peluang anak mengidap PKD adalah sebesar 50%.
Keturunan gen resesif. Ayah dan ibu yang memiliki gen abnormal berpotensi menurunkannya sebagai gen resesif kepada anaknya. Jika demikian, peluang anak mengidap PKD adalah sebesar 25%.
Apa saja komplikasi dan penyakit terkait penyakit ginjal polikistik (PKD)?
Penyakit ginjal polikistik (PKD) dapat menimbulkan beberapa komplikasi kesehatan, antara lain:
Penyakit ginjal dan gagal ginjal. Ginjal dapat berangsur-angsur kehilangan kemampuan penyaringannya. Pasien penyakit ginjal stadium akhir akan memerlukan dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal jika fungsi ginjal telah menurun hingga kapasitasnya berada di bawah 10% dari kapasitas normal.
Kista pada hati. Jika mengidap penyakit ginjal polikistik, risiko kista hati meningkat seiring bertambahnya usia. Umumnya, kista pada pasien wanita lebih besar karena faktor hormon. Frekuensi kehamilan juga terkait dengan pertumbuhan kista pada hati.
Aneurisme otak. Pengidap PKD berisiko lebih tinggi terkena aneurisme otak, yaitu tonjolan seperti balon yang terdapat di pembuluh darah.
Masalah katup jantung. Penyakit ginjal polikistik meningkatkan risiko terkena prolaps katup mitral. Prolaps katup mitral adalah kondisi katup jantung yang tidak dapat menutup dengan benar sehingga darah bocor ke bagian belakang jantung.
Divertikulosis. Penyakit ginjal polikistik dapat memicu pertumbuhan kantong divertikula pada dinding saluran pencernaan.
Lainnya. Pasien penyakit ginjal polikistik juga berisiko lebih tinggi mengalami berbagai jenis batu ginjal dan tumor ginjal. Konsultasikan dengan spesialis nefrologi untuk mengenali dan menangani komplikasi ini.
Bagaimana cara mencegah penyakit ginjal polikistik (PKD)?
Penyakit ginjal polikistik adalah penyakit turunan sehingga tidak dapat dicegah secara medis. Namun, Anda bisa menjaga kesehatan ginjal untuk mencegah komplikasi.
Berikut beberapa cara untuk menjaga kesehatan ginjal:
Pantau tekanan darah dengan menjalani gaya hidup sehat
Terapkan pola makan rendah garam dan perbanyak konsumsi buah, sayur, dan biji-bijian utuh
Berolahraga dengan intensitas sedang selama 30 menit minimal beberapa kali dalam seminggu
Bisa menjadi kekhawatiran saat mengetahui Anda memiliki kista ginjal, terutama karena kondisi ini tidak selalu disertai gejala. Dr Tan Yau Min menjelaskan apa yang perlu Anda ketahui.