Dr Yam Pei Yuan John
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Sumber: Shutterstock
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Baby blues, juga dikenal sebagai postpartum blues, mengacu pada penurunan mood jangka pendek setelah memiliki bayi baru. Hal ini biasanya muncul sekitar 2 - 3 hari setelah melahirkan. Sebagian besar ibu biasanya dapat mengatasi periode 'down' ini dalam satu atau dua minggu, dan kembali merasa seperti diri mereka yang normal.
Perubahan kadar hormon setelah melahirkan diyakini dapat memicu baby blues dan membuat para ibu merasa tidak seimbang. Kadar estrogen sendiri turun lebih dari 100 kali lipat dalam 3 hari setelah melahirkan. Hal ini, bersama dengan banyak perubahan kimiawi lainnya yang terjadi dalam tubuh setelah melahirkan dapat menyebabkan titik terendah sementara.
Terlepas dari perubahan hormon, tekanan menjadi orang tua juga signifikan. Tanggung jawab merawat anak, menguasai pemberian ASI atau susu botol, terjaga sepanjang malam, dan pemulihan fisik ibu adalah hal-hal besar yang harus diatasi. Tidak mengherankan jika banyak wanita yang tidak merasakannya.
Bagaimana sebenarnya Anda mengidentifikasi kasus baby blues? Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dikenali.
Banyak wanita tidak memberi tahu orang lain tentang perasaan mereka karena mereka pikir mereka seharusnya bahagia setelah memiliki bayi. Seringkali wanita berjuang selama beberapa minggu pertama dalam keheningan. Pengasuh, teman, dan kerabat dapat memperhatikan indikator umum baby blues ini:
Ingat, baby blues sangat umum terjadi, jadi bersikap proaktif dan memperhatikan seseorang yang baru saja melahirkan dapat membantu mereka mengatasi kondisi tersebut.
Baby blues bersifat sementara, jadi dokter biasanya tidak mengobati kondisi ini dengan obat apa pun. Sebaliknya, dukungan emosional, konseling, dan kesabaran dapat membantu ibu baru melewati masa ini.
Jika Anda mengalami baby blues, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasinya:
Meskipun baby blues bersifat sementara, ada kalanya hal ini bisa menjadi lebih serius daripada sekadar suasana hati yang buruk. Depresi pascapersalinan dan psikosis pascapersalinan adalah kondisi yang jauh lebih serius. Gejalanya mudah membingungkan, jadi penting untuk mengetahui perbedaannya.
Depresi pascapersalinan lebih parah dan berlangsung lebih lama daripada baby blues. Pada beberapa wanita, depresi ini muncul selama kehamilan dan dapat bertahan hingga satu tahun setelah kelahiran. Tidak seperti baby blues, depresi pascapersalinan tidak akan hilang dengan sendirinya. Jika dibiarkan berlanjut, hal ini dapat mengganggu kemampuan Anda untuk mengelola tugas dan tanggung jawab sehari-hari, termasuk merawat bayi Anda. Konseling atau pengobatan dengan obat anti-depresi dapat membantu pemulihan.
Psikosis pascapersalinan, yang juga dikenal sebagai psikosis nifas, sangat jarang terjadi. Ini adalah penyakit mental yang parah dan membutuhkan penanganan segera untuk mencegah bahaya bagi Anda atau bayi Anda. Psikosis pascapersalinan dapat berkembang dengan sangat cepat, sejak beberapa jam setelah melahirkan. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dengan riwayat penyakit mental. Sebagian besar wanita sembuh sepenuhnya dari kondisi ini dengan perawatan medis.
Cara terbaik untuk mengatasi baby blues adalah dengan fokus merawat diri sendiri. Sangat mudah untuk mencurahkan seluruh waktu Anda untuk bayi Anda, tetapi sedikit perawatan diri akan sangat membantu.
Mintalah dukungan dari keluarga dan teman-teman karena hal itu dapat membantu seorang ibu baru merasa lebih baik. Dan ingat, jika Anda atau siapa pun yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda depresi atau penyakit mental, penting untuk mencari pertolongan medis dari dokter.