Dr Chew Huck Chin
Spesialis Paru & Pulmonologi
Sumber: Shutterstock
Spesialis Paru & Pulmonologi
Spesialis Bedah Jantung & Toraks Kardiovaskular
Rokok elektrik dijual luas dalam berbagai bentuk dan rasa yang menarik. Karena bentuknya bermacam-macam, ada banyak sebutan untuk rokok jenis ini, mulai dari vape, vapor, pod, mod, sampai vape pen. Di Singapura, vape telah dilarang. Akan tetapi, menurut banyak laporan, penggunaannya malah makin populer. Berbagai pilihan perangkat vape beserta aksesorinya pun dijual bebas lewat aplikasi pesan singkat dan media sosial.
Rokok elektrik digadang-gadang sebagai alternatif yang lebih baik dan lebih sehat dibanding rokok biasa. Meski demikian, sebenarnya ada banyak bahaya bagi kesehatan di baliknya. Penelitian tahun 2018 di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa rokok elektrik mengandung banyak bahan kimia berbahaya yang dapat merusak paru secara permanen.
Menganggap vaping tidak berbahaya, sebagian generasi muda lalu kecanduan tanpa menyadari ancaman yang sesungguhnya. Berikut adalah pemahaman yang salah tentang rokok elektrik sekaligus fakta sesungguhnya.
Faktanya: Vape dianggap tidak mengandung nikotin sehingga lebih aman dari rokok biasa. Kenyataannya tidak demikian. Sebagian besar cairan atau liquid rokok elektrik yang menghasilkan asap aerosol mengandung nikotin. Maka dari itu, untuk amannya, buang anggapan bahwa vape yang Anda beli bebas dari nikotin. Di negara yang belum memiliki aturan terkait rokok elektrik, kita juga tidak dapat dengan pasti menjamin kandungan bahan kimia dalam vape yang dibeli dari penjual setempat karena produk tersebut dijual bebas tanpa regulasi. Terlepas dari klaim penjual, belum ada kepastian bahwa “vape tanpa nikotin” yang Anda beli tidak mengandung nikotin sama sekali.
Nikotin sendiri merupakan zat yang menimbulkan ketergantungan tinggi (bersifat sangat adiktif) sehingga orang yang kecanduan vaping akan sangat sulit berhenti. Nikotin dapat menimbulkan beragam bahaya, antara lain:
Faktanya: Sebagian liquid memang tidak mengandung nikotin, tetapi masih mengandung bahan kimia lain yang merugikan kesehatan. Efek samping dari liquid ini mencakup iritasi mulut dan jalan napas, peradangan akibat respons sistem imun, serta risiko kerusakan sel, terutama di paru-paru.
Liquid tanpa nikotin bukan sekadar cairan vape berperisa tertentu tanpa kandungan lainnya. Cairan yang akan berubah menjadi asap aerosol ini mengandung banyak bahan kimia berbahaya, seperti formalin, yang dapat menyebabkan kanker dan infertilitas (kemandulan); akrolein dan diasetil, yang berpotensi menyebabkan kerusakan paru; serta logam berbahaya, seperti timbal dan nikel.
Di balik aroma ringan nan manis asap vape, terdapat berbagai bahan kimia yang sama berbahayanya dengan yang ada dalam rokok biasa. Tanpa menyadari risiko kesehatan dari vape, anak-anak muda yang mengikuti tren vaping berpotensi mengalami penyakit paru yang berat.
Faktanya: Selamat, Anda sudah mau mengambil langkah tegas untuk berhenti merokok! Meski begitu, jika Anda mengira rokok elektrik bisa menghentikan kebiasaan merokok, ingatlah bahwa ini bukanlah opsi yang paling efektif atau paling aman.
Meski produsen vape kerap memasarkan produknya sebagai cara efektif untuk berhenti merokok, klaim tersebut belum diakui FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat). Mengingat belum ada cukup bukti bahwa rokok elektrik efektif membantu orang berhenti merokok, rokok elektrik belum disetujui sebagai alat bantu berhenti merokok.
Faktanya, sebuah penelitian menemukan bahwa 80% perokok yang berganti ke rokok elektrik untuk mulai menghentikan kebiasaan merokoknya malah masih menggunakan alat vape-nya setahun setelahnya. Artinya, peralihan ke rokok elektrik hanyalah pergantian wujud kecanduan menjadi kebiasaan yang sama buruknya, tetapi dengan alat yang sedang populer.
Meski demikian, ada berita baik; ada berbagai metode yang lebih sehat dan terbukti secara klinis yang bisa membantu Anda berhenti merokok secara efektif.
Faktanya: Kebanyakan produk vape mengandung nikotin sehingga jika dibandingkan rokok, keduanya sama-sama membuat kecanduan. Jadi, rokok elektrik tidak lebih baik dibandingkan dengan rokok biasa. Suatu penelitian menyebutkan bahwa potensi pengguna vape mencoba rokok tembakau lebih besar empat kali lipat dibandingkan orang yang tidak pernah mencoba vape. Alhasil, Anda bisa saja kecanduan dua-duanya.
Selain itu, belum ada regulasi pemerintah untuk vape yang dijual bebas secara offline atau online. Artinya, sebagai pembeli, Anda tidak tahu pasti kandungannya. Di Amerika Serikat, CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat) melaporkan adanya peningkatan kasus kerusakan paru dan gangguan pernapasan yang diduga terkait vaping, terutama, di kalangan remaja. Sementara itu, di Singapura, berdasarkan pengamatan otoritas kesehatan setempat, terdapat peningkatan pasien dengan gangguan pernapasan yang diakibatkan vaping. Kondisi medis yang paling banyak dilaporkan antara lain bronkitis, peradangan paru, dan pneumonia.
Jika tidak diwaspadai, dampak negatif rokok elektrik bisa menimbulkan bahaya serius karena penggunanya akan kecanduan sehingga tubuhnya rusak tanpa disadari. Selain itu, karena rokok elektrik merupakan produk baru, kita belum tahu semua dampak yang dapat ditimbulkannya. Sebagai perbandingan, rokok tembakau muncul pada awal abad ke-19 dan, pada saat itu, dianggap sebagai media ekspresi yang keren dan relatif tidak berbahaya. Bahaya sesungguhnya baru kita ketahui pada abad ke-20.
Faktanya: Meskipun asap yang dikeluarkan rokok elektrik berbeda dengan asap rokok tembakau, asap tersebut tetap mengandung bahan kimia berbahaya, termasuk nikotin dan senyawa organik mudah menguap (VOC). Aroma asap vape memang lebih enak, tetapi dampak yang timbul dari asap vape orang lain sama berbahayanya dengan asap rokok. Anak-anak menjadi yang paling rentan mengalami gangguan pernapasan akibat asap rokok pasif karena parunya yang masih berkembang. Nikotin yang terkandung di dalamnya juga dapat mengganggu perkembangan otak pada remaja sehingga memicu gangguan pemusatan perhatian, penurunan daya ingat, gangguan mental, dan gangguan kognitif.
Terlepas dari ancaman bahaya asap rokok elektrik bagi perokok pasif, menurut penelitian CDC di Amerika Serikat, sebanyak 40% orang dewasa di sana mengira asap rokok elektrik orang lain yang dihirup anak-anak minim bahayanya bagi mereka, sedangkan 5% di antaranya bahkan mengira hal itu tidak berbahaya sama sekali. Meskipun sudah paham bahaya asap rokok tembakau bagi perokok pasif, masyarakat pada umumnya masih belum mengetahui bahwa rokok elektrik menimbulkan bahaya yang relatif sama sehingga kesehatan anak-anak dan orang terdekat lainnya berisiko terancam.
Sama seperti merokok tembakau, vaping menimbulkan berbagai risiko bagi kesehatan. Kebiasaan yang tengah populer di kalangan remaja ini mungkin juga menyimpan bahaya jangka panjang. Penelitian terhadap bahaya jangka panjangnya pun masih minim, mengingat rokok elektrik baru ditemukan tahun 2003. Hanya waktu yang bisa mengungkap dampak sesungguhnya dari vaping.
Jika Anda sedang mempertimbangkan rokok elektrik sebagai alat bantu untuk berhenti merokok, urungkan niat Anda dan berkonsultasilah dengan ahlinya. Jika kenalan Anda merupakan pengguna vape, tetapi tidak menyadari dampak sesungguhnya, sampaikan informasi ini.
Gangguan pernapasan dapat berkembang menjadi masalah kesehatan kronis dan komplikasi serius. Jika Anda pengguna rokok elektrik dan mengalami gangguan pernapasan atau gejala lainnya, konsultasikan dengan dokter spesialis paru & pulmonologi untuk mendapatkan pemeriksaan medis.