Dr Chia Stanley
Spesialis Jantung
Sumber: Shutterstock
Spesialis Jantung
Sebagai aturan umum, Anda dapat menentukan detak jantung maksimum dengan mengurangi usia Anda dari 220. Misalnya, jika Anda berusia 50 tahun, detak jantung maksimum Anda selama berolahraga adalah 170.
Namun, bagaimana jika Anda berolahraga secara teratur dengan detak jantung di atas angka tersebut dan masih merasa sehat secara fisik? Apakah ini aman?
"Toleransi detak jantung bersifat spesifik untuk setiap individu dan lebih baik ditentukan oleh pengalaman," kata Dr Stanley Chia, kardiolog di Mount Elizabeth Hospital, Singapura.
Aturan 220 adalah panduan kasar untuk latihan, tetapi, seperti yang dijelaskan oleh Dr Chia, terdapat variasi yang luas dalam cara orang merespons stres fisik. Beberapa orang mungkin tidak memiliki masalah dalam mencapai detak jantung yang lebih tinggi selama berolahraga, sementara yang lain tidak dapat mencapai angka yang diturunkan dari rumus tersebut.
Anda mungkin adalah penilai terbaik untuk mengetahui apa yang bisa dan tidak bisa Anda lakukan serta seberapa jauh Anda dapat mendorong diri Anda saat berolahraga. Sebagai panduan, jangan berolahraga melebihi batas di mana Anda mengalami kesulitan berbicara atau mulai merasa sakit.
"Jika Anda mendapati detak jantung Anda mulai meningkat saat melakukan beban latihan," Dr Chia memperingatkan, "atau jika toleransi usaha Anda menjadi lebih buruk, Anda harus berkonsultasi dengan dokter Anda."
Dokter dapat melakukan tes dengan tujuan mendorong beban latihan, sebelum gejala seperti ketidaknyamanan dada, sesak napas, atau kelelahan mulai muncul. Selama latihan ini, detak jantung dapat melampaui detak jantung maksimum yang ditentukan oleh aturan 220.
Anda harus mencari pertolongan medis jika mengalami gejala ketidaknyamanan dada, sesak napas, pusing atau jantung berdebar-debar (detak jantung tidak teratur) selama berolahraga. Namun, perlu diketahui juga bahwa tidak semua pasien akan menunjukkan gejala. Beberapa orang mungkin memiliki 'penyakit jantung diam' yang hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan pencitraan medis seperti elektrokardiogram, ekokardiogram atau pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT).
Konsultasikan dengan dokter Anda tentang menjaga tekanan darah secara teratur, melakukan pemeriksaan glukosa darah dan skrining untuk penyakit jantung, terutama jika usia Anda bertambah dan memiliki kolesterol tinggi. Faktor-faktor lain seperti merokok dan diabetes juga dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner.
Dr Chia menyimpulkan, "Jika Anda mengkhawatirkan kesehatan jantung Anda, atau mengalami gejala yang mengkhawatirkan, Anda harus menjalani beberapa pemeriksaan medis sebelum memulai program olahraga yang lebih berat."