Radioterapi konvensional menggunakan rontgen untuk menyinarkan radiasi ke tumor dan semua benjolan di sekitarnya. Artinya, jaringan sehat di sekitar tumor juga dapat terpapar radiasi dalam jumlah besar dan menjadi rusak.
Meski sebagian besar tubuh manusia dewasa mampu menyerap radiasi tersebut dan memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan, prosedur ini tetap berisiko jika paparan berada di dekat organ vital, seperti jantung atau otak. Radioterapi konvensional juga tidak ideal untuk anak-anak yang masih berada dalam tahap pertumbuhan karena paparan radiasi dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan pendengaran, penyakit jantung, atau kanker sekunder.
Sementara itu, terapi proton adalah bentuk terapi radiasi yang lebih presisi.
Sinar proton memiliki dosis sinaran yang lebih rendah dan tanpa dosis keluar. Oleh karena itu, sinar proton tidak akan merusak jaringan sehat dan organ di sekitarnya, khususnya organ yang berada tepat di belakang tumor. Selain itu, sinar proton juga memiliki kontrol yang lebih presisi ketimbang sinar x sehingga spesialis radiologi dapat menyinarkan radiasi ke tumor dalam dosis lebih tinggi.
Kami merupakan salah satu rumah sakit swasta di Asia Tenggara yang memelopori penggunaan terapi sinar proton.
Prosedur ini makin memperluas opsi pengobatan pasien, dengan target meminimalkan efek samping pengobatan kanker dan meningkatkan angka kesintasan.
Mount Elizabeth Hospital memiliki tim yang ahli dan kompeten dalam pengobatan kanker. Tim ini terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga penunjang medis yang didukung oleh teknologi serta fasilitas modern untuk memastikan pasien menerima layanan pengobatan secara menyeluruh.
Selain itu, Mount Elizabeth Proton Therapy Centre dilengkapi dengan:
Selain terapi proton, tim medis kami juga telah melakukan beragam prosedur radioterapi, seperti akselerator linear (Linac), TomoTherapy, Gamma Knife, dan brakiterapi, selama lebih dari 30 tahun untuk mencapai sasaran pengobatan pasien. Spesialis kami menawarkan berbagai solusi radioterapi yang akan disesuaikan dengan kebutuhan pengobatan setiap pasien.