Displasia Perkembangan Pinggul (Displasia Pinggul) - Diagnosis & Penanganan

Gejala & Penyebab Diagnosis & Penanganan Keahlian & Spesialis Kami

Bagaimana cara mendiagnosis displasia pinggul?

Dokter akan memeriksa ada tidaknya displasia perkembangan pinggul (DDH) pada anak saat pemeriksaan kesehatan rutin. Dokter akan menggerakkan pinggul dan kaki anak dengan hati-hati ke berbagai posisi untuk memastikan mangkuk dan bonggol sendi peluru menyatu sempurna.

Meski demikian, DDH ringan bisa jadi sulit didiagnosis. Gejalanya mungkin baru akan terlihat saat beranjak remaja. Jika mencurigai adanya DDH, dokter mungkin menyarankan dilakukannya tes pencitraan, seperti rontgen atau pencitraan resonansi magnetik (MRI).

Bagaimana cara menangani displasia pinggul?

Prosedur penanganan displasia pinggul akan disesuaikan dengan:

Usia penderita
Tingkat kerusakan pinggul

Bayi

Untuk bayi di bawah 6 bulan, dokter mungkin menyarankan penggunaan penyangga lembut, seperti Pavlik harness, selama beberapa bulan agar bonggol tulang paha tetap berada pada mangkuk sendi tulang pinggul. Dengan demikian, bentuk mangkuk sendi akan mengikuti bonggolnya.

Bayi di atas 6 bulan

Dokter mungkin akan memindahkan tulang ke posisi yang seharusnya dan menyarankan penggunaan gips seluruh tubuh untuk menjaga posisi tersebut selama beberapa bulan. Dalam kasus tertentu, prosedur bedah mungkin diperlukan untuk memosisikan sendi dengan tepat.

Dewasa

Prosedur penanganannya mencakup:

Operasi artroskopi pinggul untuk penderita displasia pinggul ringan, dengan labrum yang robek.
Osteotomi pinggul untuk penderita displasia pinggul parah. Dalam prosedur ini, spesialis bedah ortopedi akan memperbaiki posisi asetabulum dan/atau femur agar asetabulum dapat lebih menutupi kepala femur. Pada penderita dewasa, prosedur yang paling umum adalah osteotomi periasetabular.
Penggantian pinggul total untuk penderita displasia dengan osteoartritis pinggul sekunder (yang mengalami kerusakan parah pada tulang rawan sendi pinggul).