Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah kondisi yang diakibatkan oleh pertumbuhan jaringan yang tidak normal dalam indung telur (ovarium). Indung telur adalah bagian dari sistem reproduksi di mana sel telur diproduksi.
Terdapat tiga jenis utama kanker ovarium:
Kanker ovarium cukup umum dijumpai pada wanita yang memasuki masa menopause. Di Indonesia, jumlah kasus baru kanker ovarium nyaris menyentuh angka 15.000 pada tahun 2020 menurut data Globocan. Kanker ovarium merupakan kanker terbanyak ketiga yang diderita wanita Indonesia, di bawah kanker payudara dan kanker serviks.
Maka dari itu, sangat disarankan bagi para wanita yang memasuki masa menopause untuk melakukan prosedur deteksi dini dan pemeriksaan berkala ke dokter spesialis ginekologi untuk mengantisipasi kanker indung telur. Hal ini berguna untuk meningkatkan peluang kesembuhan dibandingkan penanganan pada stadium lanjut.
Gejala kanker ovarium biasanya tidak tampak jelas pada stadium awal. Kebanyakan pasien baru merasakan gejala kanker ovarium pada stadium lanjut atau ketika kanker sudah menyebar ke organ lain. Selain itu, ciri-ciri kanker ovarium pada stadium lanjut pun tidak spesifik hanya ditemukan pada kanker ini dan dapat menyerupai penyakit lainnya.
Beberapa gejala kanker ovarium mencakup:
Mengingat gejala kanker ovarium cukup membingungkan untuk dipahami awam, maka sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ginekologi untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan saran penanganan yang sesuai.
Pada dasarnya penyebab kanker ovarium terkait dengan mutasi genetik pada sel-sel ovarium, meskipun penyebab mutasi genetik tersebut belum diketahui dengan pasti.
Namun demikian, ada faktor-faktor yang diidentifikasi dapat meningkatkan risiko terkena kanker ovarium:
Komplikasi kanker ovarium dapat terjadi, terutama ketika sudah mencapai stadium lanjut di mana sel-sel kanker telah menyebar ke organ tubuh lain. Komplikasi yang mungkin muncul adalah:
Di samping itu, komplikasi juga dapat muncul akibat penanganan kanker ovarium, khususnya pembedahan. Komplikasi pascaprosedur ini meliputi infeksi, pembekuan darah, dan perdarahan.
Langkah pencegahan kanker ovarium sulit dipastikan karena akar penyebab kanker ovarium belum diketahui. Namun begitu, ada beberapa hal yang dapat menurunkan risiko kanker ovarium:
Bagi wanita yang sudah memutuskan untuk tidak memiliki keturunan, terdapat pilihan prosedur pengangkatan ovarium untuk mengurangi kemungkinan terkena kanker ovarium. Begitu juga bagi wanita yang berisiko tinggi terhadap kanker ovarium (memasuki masa menopause, pernah menderita kanker, memiliki riwayat kanker ovarium dalam keluarga, atau menjalani terapi hormon), sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ginekologi dan melakukan pemeriksaan rutin serta prosedur deteksi dini. Ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi kanker ovarium demi meningkatkan peluang kesembuhan.
Untuk mengajukan pertanyaan, hubungi
+65 6575 7575
Untuk membuat janji temu, hubungi kami via WhatsApp di nomor
+65 8111 9777