Pergeseran Epifisis Femur Proksimal (Slipped Capital Femoral Epiphysis/SCFE) - Gejala & Penyebab

Apa yang dimaksud dengan pergeseran epifisis femur proksimal (SCFE)?

Pergeseran epifisis femur proksimal (SCFE) adalah gangguan paling umum pada pinggul dalam masa pra-remaja dan remaja. Kondisi ini biasanya menyerang sendi pinggul anak usia 10-16 tahun. Gangguan ini terjadi secara bertahap, umumnya di awal masa pubertas ketika tubuh mengalami pertumbuhan pesat.

SCFE terjadi ketika posisi bagian atas tulang paha (femur) bergeser dari lempeng pertumbuhan yang menyambung ke pangkal tulang paha. Lempeng pertumbuhan, yang terdiri dari tulang rawan, adalah titik lemah. Pergeseran posisi ini akan memengaruhi kesejajaran tulang dan sendi.

Beberapa pasien mungkin mengeluhkan nyeri di salah satu sisi pinggul yang tidak kuat menanggung berat badan. Pasien muda bisa mengalami masalah yang sama di sisi pinggul lainnya dalam kurun 18 bulan. SCFE lebih umum dialami oleh anak laki-laki daripada perempuan, dan dapat menyebabkan komplikasi pada sendi pinggul jika tidak ditangani.

Jenis-jenis SCFE

SCFE memiliki 2 klasifikasi. Dokter perlu menentukan klasifikasi pasien untuk memahami tingkat urgensi penanganannya:

  • SCFE stabil. Pasien SCFE stabil dapat berjalan atau menopang berat badan pada sisi pinggul yang terdampak. Namun, mereka mungkin kadang berjalan pincang, terutama setelah beraktivitas. Biasanya gejala tersebut mereda setelah mereka beristirahat. Sebagian besar kasus SCFE termasuk ke dalam kategori SCFE stabil.
  • SCFE tidak stabil. Pasien SCFE tidak stabil mungkin mengalami pergeseran sendi yang lebih parah, sehingga mereka tidak dapat berjalan atau menanggung berat badan pada sisi pinggul yang terdampak. SCFE tidak stabil harus segera ditangani karena lebih rentan terhadap risiko komplikasi.

Apa saja gejala SCFE?

Gejala SCFE sangat bervariasi tergantung tingkat keparahannya.

Gejala SCFE stabil–Pasien SCFE stabil biasanya mengalami gejala nyeri atau kekakuan ringan di daerah selangkangan, pinggul, lutut, atau paha. Nyeri ini hilang-timbul selama beberapa minggu atau bulan, dan mungkin memburuk ketika beraktivitas. Namun, pasien masih dapat menopang berat badannya di sisi pinggul yang terdampak.

Gejala SCFE tidak stabil–Pasien SCFE tidak stabil atau tingkat parah biasanya mengalami nyeri yang dapat muncul secara tiba-tiba, terutama setelah terjatuh atau mengalami cedera pinggul. Dalam kasus ini, pasien tidak akan dapat berjalan atau menopang berat badan di sisi pinggul yang terdampak. Pasien juga mungkin mengalami tanda yang terlihat jelas, misalnya perbedaan panjang kaki atau kaki yang terdampak mengarah ke sisi luar (rotasi eksternal).

Apa penyebab SCFE?

Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, para ahli menyimpulkan sejumlah faktor risiko SCFE.

Apa saja faktor risiko SCFE?

SCFE cenderung terjadi pada pinggul kiri dalam masa pertumbuhan pada periode pubertas. Kondisi ini lebih lazim terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Faktor risiko lain SCFE meliputi:

  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Riwayat keluarga penderita SCFE
  • Sindrom Down
  • Gangguan sistem metabolisme atau endokrin tertentu, seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme, hipopituitarisme, atau kekurangan hormon pertumbuhan
  • Gangguan ginjal (renal) yang memengaruhi pencernaan kalsium serta kekuatan dan perkembangan tulang

Apa saja komplikasi dan penyakit terkait SCFE?

Komplikasi yang paling umum terjadi pada kasus SCFE adalah nekrosis avaskular dan kondrolisis.

  • Nekrosis avaskular lebih lazim terjadi dalam kasus SCFE tidak stabil yang parah, yaitu ketika aliran darah ke pangkal tulang paha (femur) terhambat. Pasien juga mungkin mengalami osteonekrosis. Dalam kondisi ini, pasokan darah terbatas sehingga tulang dan tulang rawan akan keropos. Akibatnya, tulang dapat saling bergesekan dan menimbulkan nyeri parah. Penanganannya mencakup bedah rekonstruksi pinggul.
  • Kondrolisis adalah komplikasi serius yang jarang terjadi. Ini adalah kondisi rusaknya tulang rawan pada permukaan sendi pinggul. Komplikasi ini mengakibatkan nyeri dan kelainan bentuk yang dapat membuat pinggul jadi kaku. Kondrolisis dapat ditangani dengan obat anti-inflamasi dan fisioterapi agresif untuk mengembalikan kemampuan gerakan tertentu pada pinggul yang terdampak.
Halaman ini telah ditinjau oleh peninjau konten medis kami.

Perlu bantuan?


Untuk mengajukan pertanyaan, hubungi
+65 6575 7575

 

Untuk membuat janji temu, hubungi kami via WhatsApp di nomor
+65 8111 9777