Joy Marie Lim
Medical Advisor
Sumber: Shutterstock
Medical Advisor
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik bekerja dengan cara membunuh bakteri atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Karena ada banyak jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, jenis antibiotik yang tepat harus digunakan.
Ada berbagai macam antibiotik yang saat ini tersedia di pasaran. Antibiotik juga memiliki formulasi yang berbeda, karena dapat digunakan secara intravena, oral, dioleskan ke kulit sebagai krim atau salep, atau dioleskan ke mata atau telinga sebagai obat tetes.
Antibiotik adalah obat yang ampuh dan dapat menyelamatkan nyawa jika digunakan dengan benar. Namun, penyalahgunaan obat ini dapat menimbulkan risiko serius.
Penyalahgunaan antibiotik dapat terjadi dalam berbagai cara. Ada 4 situasi umum yang menyebabkan hal ini terjadi:
Antibiotik dikelompokkan ke dalam kelas yang berbeda. Setiap kelas antibiotik memberikan efek pada jenis bakteri yang berbeda, dan tidak dapat digunakan secara bergantian.
Jika seseorang meminum antibiotik yang tidak berpengaruh terhadap bakteri yang menyebabkan penyakitnya, bakteri akan terus berkembang biak dan menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi antibiotik yang tepat untuk menargetkan bakteri penyebab penyakit tertentu.
Formulasi antibiotik menentukan rute penggunaan antibiotik. Antibiotik yang tersedia dalam bentuk tablet harus dikonsumsi secara oral. Antibiotik yang diformulasikan untuk penggunaan intravena harus disuntikkan. Krim antibiotik harus dioleskan pada kulit.
Ada formulasi khusus yang paling ideal untuk setiap jenis infeksi bakteri. Sebagai contoh, pasien dengan infeksi aliran darah yang parah membutuhkan antibiotik intravena. Memberikan antibiotik oral kepada pasien ini tidak akan menghasilkan efek terapi yang optimal.
Selain itu, formulasi ini harus digunakan sesuai petunjuk. Misalnya, tablet tidak dapat dihancurkan dan dioleskan ke kulit. Efektivitas antibiotik tergantung pada rute pemberian yang benar.
Jenis dan dosis antibiotik yang diresepkan oleh dokter akan bergantung pada usia dan berat badan pasien, serta tingkat keparahan penyakit. Dosis yang terlalu tinggi, meskipun jarang berakibat fatal, dapat menyebabkan efek samping yang parah, seperti sakit perut atau diare. Sebaliknya, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik.
Durasi lengkap penggunaan antibiotik bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan infeksi. Penting untuk meminum antibiotik sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter Anda, bahkan jika Anda sudah merasa lebih baik sebelum pengobatan selesai. Durasi yang diresepkan adalah lama waktu yang disarankan untuk antibiotik membunuh bakteri penyebab penyakit. Jika antibiotik dihentikan terlalu cepat, dan Anda jatuh sakit lagi, bakteri yang masih hidup dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik yang telah Anda minum.
Bahaya utama dari penyalahgunaan antibiotik adalah pengembangan resistensi antibiotik dan efek samping yang merugikan.
Resistensi terhadap antibiotik terjadi ketika bakteri mengembangkan kemampuan untuk berkembang biak meskipun ada antibiotik. Resistensi antibiotik adalah krisis di seluruh dunia, dengan penyalahgunaan antibiotik sebagai penyebab utama masalah ini.
Ketika antibiotik disalahgunakan, bakteri tidak terbunuh secara efektif. Sebaliknya, bakteri mengadaptasi mekanisme untuk melawan efek penghambatan antibiotik. Bakteri yang kebal terhadap antibiotik tidak lagi merespons antibiotik biasa, sehingga antibiotik yang lebih kuat perlu diberikan. Resistensi terhadap hampir semua antibiotik yang tersedia saat ini juga telah diamati.
Antibiotik dapat menyebabkan berbagai efek samping. Efek samping ini berkisar dari gejala ringan seperti sakit perut atau ruam, hingga kondisi yang berpotensi mengancam jiwa seperti reaksi alergi yang parah, cedera ginjal, dan kerusakan hati.
Selain itu, efek samping juga dapat muncul ketika antibiotik digunakan dengan obat lain seperti pengencer darah, antikonvulsan, antidepresan, pil kontrasepsi oral, jamu, atau minuman beralkohol. Interaksi obat dari konsumsi antibiotik dan zat-zat ini secara bersamaan dapat menyebabkan toksisitas.
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter umum, spesialis penyakit menular, atau spesialis pernapasan sebelum mengonsumsi obat apa pun. Konsultasikan dengan unit gawat darurat dan kecelakaan terdekat jika Anda mengalami keadaan darurat medis.
Penting untuk mengikuti instruksi dokter dengan cermat saat mengonsumsi antibiotik. Selalu periksa kembali apakah Anda mengonsumsi jenis dan formulasi yang tepat, dengan dosis yang tepat, dan untuk jumlah hari yang tepat.