Joy Marie Lim
Medical Advisor
Sumber: Shutterstock
Medical Advisor
Pandemi COVID-19 telah mengubah cara kita hidup dan beraktivitas. Meski vaksin memberi kita harapan, kemunculan varian virus baru terus-menerus membuat kita khawatir. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk tetap waspada terhadap gejala kritis COVID-19 yang mungkin memerlukan perhatian medis segera.
Gejala COVID-19 yang lebih umum mungkin lebih mudah diidentifikasi, tetapi menurut laporan, kadar oksigen kadang mulai menurun bahkan sebelum ada gejala yang muncul. Oksimeter adalah alat yang dapat membantu melacak kadar oksigen Anda dan mendeteksi kasus-kasus dengan “silent pneumonia”, salah satu konsekuensi paling serius dari COVID-19.
Dalam artikel ini, kami membahas pentingnya kadar oksigen darah dan informasi penting lain yang perlu Anda ketahui tentang oksimeter.
Kadar oksigen darah adalah jumlah oksigen yang dibawa darah Anda. Kadar ini menunjukkan seberapa baik tubuh Anda menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh sehingga dapat memberikan indikasi kesehatan Anda secara keseluruhan.
Menurut standar World Health Organisation, kadar oksigen normal berkisar pada angka 95–100%. Kadar di bawah 94% harus dievaluasi oleh dokter, sementara kadar di bawah 90% dianggap kedaruratan klinis dan memerlukan perhatian medis segera.
Saat terpapar COVID-19, paru-paru Anda termasuk salah satu organ vital yang akan terganggu. Kerusakan pada paru-paru dapat menyebabkan oksigen dalam darah menurun hingga tingkat yang membahayakan, meski saat Anda merasa baik-baik saja, atau tidak menunjukkan gejala lain akibat virus. Kondisi ini dikenal sebagai “silent pneumonia” dan jika tidak ditangani, dapat menyebabkan konsekuensi yang sangat serius.
Hipoksemia mengacu pada rendahnya kadar oksigen dalam darah. Hipoksemia dapat menyebabkan hipoksia (oksigen rendah dalam jaringan). Artinya, oksigen yang diperlukan sel-sel dalam tubuh tidak mencukupi.
Kelelahan atau sesak napas, wajah dan bibir kebiruan, kegelisahan, nyeri dada, dan denyut nadi cepat merupakan beberapa gejala umum dari oksigen darah rendah dalam tubuh. Namun dalam beberapa kasus, Anda mungkin tidak menunjukkan gejala. Silent hypoxia terjadi saat pemeriksaan oksimetri nadi pada orang tanpa gejala oksigen darah rendah, menghasilkan angka oksimetri yang lebih rendah dibanding kadar yang dianggap normal. Kejadian ini sering didapati pada individu yang didiagnosis terserang COVID-19. Hipoksia, jika tidak dideteksi dini, dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ vital dan memperparah penyakit.
Selain COVID-19, asma, penyakit jantung, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah beberapa gangguan lain yang dapat memengaruhi kadar oksigen darah.
Oksimeter adalah alat portabel untuk mengukur kadar oksigen darah dengan melihat seberapa banyak cahaya yang diserap darah Anda. Alat ini bekerja dengan memancarkan 2 cahaya (cahaya merah dan cahaya inframerah) melalui ujung jari. Penyerapan kedua cahaya ini dapat sangat berbeda antara darah yang penuh oksigen dan darah yang kurang oksigen. Darah yang penuh oksigen menyerap lebih banyak cahaya inframerah dan memungkinkan lebih banyak cahaya merah menembusnya. Darah yang kurang oksigen cenderung menyerap lebih banyak cahaya merah dan memungkinkan cahaya inframerah menembusnya. Prosedur ini cepat, sederhana, dan non-invasif (tanpa jarum).
Selama masa COVID-19, penggunaan oksimeter di rumah dapat membantu Anda mengukur kadar oksigen darah dan menunjukkan kapan Anda memerlukan perhatian medis segera.
Oksimeter adalah alat yang mudah digunakan, dengan klip kecil yang dapat dipasang di ujung jari. Dalam beberapa kasus, alat ini juga dipasang di jari kaki atau cuping telinga. Untuk mencapai hasil terbaik, Anda sebaiknya memasang oksimeter di jari tengah tangan kanan.
Sebelum menggunakan oksimeter, pastikan tangan Anda dalam keadaan hangat, tenang, dan diletakkan di depan dada, di bawah jantung. Anda tidak boleh bergerak selama melakukan pemeriksaan. Anda juga harus menghapus cat kuku karena dapat mengganggu hasil pemeriksaan.
Biarkan oksimeter tetap di jari Anda dan tunggu angkanya stabil, sekitar 10–30 detik. Kadar oksigen darah, dikenal juga sebagai saturasi oksigen (SpO2), akan ditampilkan di layar.
Saat menggunakan oksimeter di rumah, selalu catat kadar oksigen Anda untuk ditunjukkan kepada dokter jika suatu waktu diperlukan. Catatan ini dapat memudahkan Anda melacak perubahan dan menyoroti nilai abnormal. Selain angka oksimeter, gejala-gejala kadar oksigen rendah juga penting untuk diperhatikan.
Oksimeter mungkin tidak selalu akurat, tetapi tingkat ketidakakuratannya tergolong kecil. Akurasinya juga dapat terpengaruh oleh sejumlah faktor, seperti sirkulasi buruk, ketebalan kulit, kebiasaan merokok, dan cat kuku.
Meski Anda mungkin merasa khawatir saat ingin mengujinya, oksimeter aman digunakan pada bayi. Oksimetri adalah metode non-invasif dan tanpa rasa sakit (tanpa jarum). Metode ini juga tidak menggunakan radiasi.
Alat oksimeter penting dalam menentukan kebutuhan oksigen pada bayi baru lahir, terutama yang memiliki gangguan medis, seperti kelainan jantung bawaan dan gangguan pernapasan. Namun, dimensi oksimeter dewasa mungkin tidak cocok untuk digunakan pada bayi.
Oksimeter nadi pediatri biasanya digunakan pada anak. Cara kerja kedua oksimeter ini sama, tetapi alat pediatri didesain agar pas di jari yang lebih kecil. Pada bayi dan anak, oksimeter pediatri genggam akan digunakan dengan memasangnya di telapak tangan atau kaki anak. Jika kadar oksigen mereka mengkhawatirkan, Anda harus selalu mengonsultasikannya dengan spesialis anak. Rentang normal dari angka oksimeter untuk anak yang sehat adalah 95–100%.
Setelah membaca tentang oksimeter, Anda mungkin ingin tahu apakah alat tersebut dapat digantikan oleh smartwatch.
Meski beberapa smartwatch dapat mengukur kadar oksigen darah, angka pada smartwatch tidak selalu akurat. Smartwatch tidak dapat memeriksa kadar oksigen darah hingga tingkat akurasi medis karena sensornya tidak didesain atau diuji khusus untuk penggunaan medis. Karena itu, oksimeter standar medis lebih dapat dipercaya.
Penempatan atau cara Anda memakai smartwatch juga dapat memengaruhi akurasinya. Oksimetri nadi menggunakan mode transmisi, yaitu oksimeter dijepit di jari dan aliran darah dekat dengan permukaan. Cahaya yang dipancarkan pada satu sisi oksimeter menembus ke sensor di sisi lainnya. Sementara itu, smartwatch menggunakan pendekatan pantulan. Baik sumber cahaya maupun sensornya terletak di satu sisi pergelangan tangan sehingga bergantung pada cahaya yang memantul. Pembuluh darah di pergelangan tangan juga dapat memperumit angkanya.
Pasien yang mengalami pneumonia sedang hingga berat akibat COVID-19, berisiko tinggi memiliki kadar oksigen rendah. Faktor risiko lainnya adalah usia lanjut, gangguan medis bawaan, seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.
Jika Anda menangani gejala COVID-19 di rumah, selalu konsultasikan dengan dokter jika kadar oksigen darah Anda di bawah 95% atau Anda mengalami gejala umum kadar oksigen dalam darah rendah.