Dr Goh Han Meng
Spesialis Anak
Sumber: Shutterstock
Spesialis Anak
Juga dikenal sebagai pertusis, batuk rejan adalah infeksi saluran pernapasan yang dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa pada bayi dan anak-anak. Jika serius, batuk rejan dapat menyebabkan pneumonia, pingsan, kekurangan oksigen, dan kejang.
Bakteri menjebak diri mereka sendiri dalam struktur kecil saluran napas sehingga batuk rejan dapat menjangkau orang lain setiap kali anak Anda bersin atau batuk. Penyakit ini dapat menular selama sekitar 3 minggu setelah batuk dimulai. Batuk rejan dapat berlangsung selama 1,5 - 3 bulan.
Ini paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi menjadi lebih umum pada remaja dan orang dewasa.
1. Batuk yang parah
Batuk rejan menyebabkan batuk parah dan inhalasi bernada tinggi yang menimbulkan suara "whoop". Hal ini jauh lebih mudah dideteksi pada anak-anak daripada orang dewasa.
2. Batuk yang berkepanjangan
Meskipun dapat tampak seperti flu biasa selama 1 - 2 minggu pertama, batuk yang terus berlanjut selama lebih dari dua minggu bisa jadi merupakan batuk rejan.
3. Gejala mirip flu
Gejala awal mirip gejala flu atau bronkitis seperti bersin, pilek, dan batuk.
4. Serangan batuk yang mengganggu
Batuk rejan dapat mengganggu aktivitas makan, tidur dan aktivitas sehari-hari. Batuk rejan bersifat intens dan mengganggu, sehingga mengganggu aktivitas dan kehidupan sehari-hari Anda.
5. Muntah
Meskipun hal ini jarang terjadi pada orang dewasa, tidak jarang anak-anak muntah setelah batuk jika mereka menderita batuk rejan.
Gejala lain yang terlihat adalah:
1. Pergi ke dokter
Batuk rejan adalah penyakit serius yang harus segera diobati. Jangan mencoba mengobati sendiri. Jika Anda merasa anak Anda menderita batuk rejan atau pertusis, bawalah mereka ke klinik atau rumah sakit. Dokter kemungkinan akan memberikan antibiotik yang dapat mengatasi penyakit dan mencegah penyebaran bakteri. Ini paling efektif ketika anak Anda diberi obat dalam beberapa hari pertama terkena batuk rejan. Anda harus menyelesaikan antibiotik.
2. Pertahankan praktik kebersihan yang baik
Pastikan anak Anda dan keluarga Anda mengurangi risiko penyebaran kuman dengan menutup mulut mereka ketika mereka batuk atau bersin. Yang terbaik adalah batuk atau bersin ke tisu, siku, atau lengan atas. Jika anak Anda bersin ke tangan mereka, pastikan mereka mencuci tangan.
3. Tetap di rumah
Untuk menjaga kemungkinan penularan tetap rendah, jaga agar anak-anak Anda tetap di rumah sampai dokter memberi Anda lampu hijau. Sangat penting untuk memastikan bayi menjauh dari mereka yang terinfeksi karena batuk rejan dapat mematikan, terutama untuk bayi yang berusia 1 - 3 bulan.
4. Dapatkan vaksinasi
Lindungi bayi Anda dari batuk rejan dengan vaksin difteri, tetanus, dan batuk rejan (DTaP). Anda harus menyimpan catatan untuk memastikan bayi Anda menerima 3 dosis antara usia 2 - 6 bulan, dan dosis penguat pada usia 18 bulan. Penelitian menunjukkan bahwa varian sel tunggal saat ini menyebabkan kekebalan yang kurang tahan lama dibandingkan dengan vaksin sel utuh yang lama. Di beberapa negara seperti Australia, vaksinasi kedua diberikan pada usia 4 tahun, sedangkan di Singapura, vaksinasi kedua diberikan pada usia 11 tahun.
5. Lindungi diri Anda
Orang dewasa juga harus melakukan tindakan pencegahan dengan mendapatkan vaksinasi Tdap booster. Studi menunjukkan kekebalan yang disebabkan oleh vaksinasi akan berkurang seiring berjalannya waktu. Perlindungan tidak seumur hidup. Wanita hamil harus mendapatkan vaksin saat usia kehamilannya antara 27 - 36 minggu untuk menjaga keamanan bayi dan ibunya.