Kanker kolorektal dapat mencakup kanker kolon dan/atau kanker rektum. Kanker kolorektal disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dalam kolon (bagian terpanjang dari usus besar) atau rektum (bagian akhir dari usus besar sebelum anus).
Kebanyakan kanker kolorektal berawal sebagai polip kolorektal, baik berupa polip usus ataupun polip anus. Polip ini sebenarnya bersifat jinak atau nonkanker, tetapi sebagian polip dapat mengalami mutasi DNA sehingga berkembang secara abnormal dan menjadi kanker. Kemungkinan berkembangnya kanker dari polip kolorektal bergantung pada jenis polip itu sendiri, yang dapat dibedakan menjadi:
Sedangkan dari sisi perkembangannya, kanker kolorektal dapat dibagi menjadi beberapa kondisi seperti berikut:
Menurut data Globocan per tahun 2020, kanker kolorektal menempati posisi 4 sebagai jenis kasus kanker baru yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Kanker ini cenderung lebih berisiko diidap oleh pria dan berada di urutan kedua persis di bawah kanker paru-paru.
Gejala kanker kolorektal sangat bergantung pada ukuran, letak kanker, dan stadiumnya. Gejala kanker kolon secara umum meliputi:
Penyebab kanker kolorektal adalah pertumbuhan sel abnormal yang berkembang menjadi kanker. Namun, alasan yang memicu keabnormalan tersebut belum diketahui dengan pasti. Para ahli menduga bahwa penyebab kanker kolon dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan.
Meskipun begitu, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal, di antaranya:
Komplikasi akibat kanker kolorektal mencakup obstruksi, perdarahan saluran cerna bagian bawah, dan perforasi kolon. Komplikasi juga dapat diakibatkan setelah tindakan operasi, seperti infeksi, risiko kebocoran anastomosis, perdarahan, tromboemboli, dan komplikasi pascaradiasi ataupun kemoterapi.
Untuk mengajukan pertanyaan, hubungi
+65 6575 7575
Untuk membuat janji temu, hubungi kami via WhatsApp di nomor
+65 8111 9777