Kanker tenggorokan dimulai di tenggorokan atau kotak suara. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi (perubahan) gen pada sel-sel di tenggorokan, dan relatif jarang terjadi dibandingkan jenis kanker lain.
Jenis-jenis kanker tenggorokan
Ada 2 jenis utama kanker tenggorokan berdasarkan lokasinya, yaitu:
Kanker faring
Terbentuk di tenggorokan (faring), yaitu saluran yang berpangkal di belakang hidung dan berujung di bagian atas batang tenggorokan. Kanker faring meliputi:
Kanker nasofaring, yaitu kanker yang terjadi di bagian tenggorokan, tepat di belakang hidung
Kanker orofaring, yaitu kanker yang terjadi di bagian tenggorokan, tepat di belakang mulut, termasuk amandel
Kanker hipofaring/laringofaring, yaitu kanker yang terjadi di bagian bawah tenggorokan, tepat di atas kerongkongan dan di sekitar kotak suara (laring)
Kanker laring
Kanker laring terbentuk di kotak suara (laring), dan meliputi:
Kanker glotis atau kanker pita suara, yaitu kanker yang terjadi di pita suara
Kanker supraglotis, yaitu kanker yang terjadi di bagian atas kotak suara dan meliputi kanker yang menyerang epiglotis (tulang rawan kecil yang berfungsi seperti penutup kotak suara)
Kanker subglotis, yaitu kanker yang terjadi di bagian bawah kotak suara, tepat di bawah pita suara
Apa saja gejala kanker tenggorokan?
Gejala kanker tenggorokan berbeda-beda tergantung lokasi tumornya. Gejala yang paling umum antara lain:
Sakit tenggorokan
Perubahan suara
Kesulitan menelan
Sensasi benjolan di dalam tenggorokan
Penurunan berat badan
Tanda-tanda lainnya meliputi:
Kesulitan bernapas
Kesulitan membuka mulut
Kesulitan menggerakkan lidah
Makanan atau pil tersangkut di tenggorokan
Batuk (berdarah)
Sakit telinga
Sakit kepala
Mimisan
Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami tanda dan gejala ini secara terus-menerus. Kebanyakan gejala kanker tenggorokan tidak spesifik mengarah ke kanker. Jadi, dokter mungkin akan memeriksa penyebab umum lainnya terlebih dahulu.
Apa penyebab kanker tenggorokan?
Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker tenggorokan, seperti konsumsi tembakau atau alkohol.
Apa saja faktor risiko kanker tenggorokan?
Faktor risikonya antara lain:
Merokok. Ini merupakan faktor risiko terbesar kanker tenggorokan.
Minum alkohol. Orang yang minum alkohol dan merokok jauh lebih berisiko.
Usia. Terdapat faktor risiko pada orang yang berusia 55 tahun ke atas. Sebagian besar penderita didiagnosis di atas usia 65 tahun.
Jenis kelamin. Pria 5 kali lebih berisiko menderita kanker tenggorokan.
Paparan senyawa kimia. Misalnya, asap asam sulfat, debu kayu, nikel, asbestos, atau produksi gas mustard.
Riwayat keluarga. Orang dengan anggota keluarga yang pernah didiagnosis kanker tenggorokan lebih berisiko menderita kondisi ini.
Riwayat kesehatan. Sebanyak 1 dari 4 orang yang pernah mengidap kanker tenggorokan akan mengalami kambuh pada kemudian hari.
Terinfeksi human papillomavirus, yang terkait dengan kanker di belakang tenggorokan, termasuk kanker lidah dan amandel.
Penyanyi-aktris asal Singapura, Joanna Dong, yang dikenal dengan vokal jazz-nya yang penuh perasaan, menghadapi perjuangan yang tak terduga melawan kanker payudara pada bulan Juli 2024. Dengan karier - dan suaranya - dipertaruhkan, ia memulai perjalanan penuh liku antara tekad pribadi dan intervensi medis di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena.
Temukan bagaimana diet seimbang mendukung pengobatan dan pemulihan kanker. Pelajari makanan apa saja yang perlu disertakan, apa saja yang perlu dihindari, dan dapatkan rekomendasi diet untuk kesehatan yang optimal.
Kisah Karen adalah perjalanan yang luar biasa dalam melawan dua jenis kanker, yang ditandai dengan ketangguhannya, dukungan yang ia terima dari orang-orang terkasih, dan para profesional medis yang berdedikasi yang ia temui di Mount Elizabeth Novena Hospital.
Transplantasi sel punca menawarkan harapan bagi individu yang berjuang melawan multiple myeloma, kanker darah yang kompleks. Pahami tingkat keberhasilannya, potensi hasil, dan banyak lagi, untuk membuat keputusan pengobatan yang tepat.
Dr Lynette Ngo, ahli onkologi medis dan direktur medis dari Mount Elizabeth Novena Centre for Genomic Health, berbagi tentang pekerjaannya dengan pasien kanker, dan pemikirannya tentang peran dan pentingnya pengujian genetik klinis.
Sebastian Ang, seorang pensiunan, merasa cemas tentang bagaimana kanker rektum akan mempengaruhi kualitas hidupnya. Dia menemukan harapan dan pemulihan dengan bantuan spesialis kolorektal Dr Chong Choon Seng dari Mount Elizabeth Hospitals.