Sumber: Shutterstock
Makan setiap 2 jam sekali bisa terdengar seperti pekerjaan penuh waktu.
Bayangkan Anda makan 2 potong roti saat bangun tidur, lalu segelas susu dan buah. Tepat sebelum makan siang, Anda makan camilan, lalu 2 jam kemudian, makan siang dengan porsi besar. Pada dasarnya, Anda mengikuti pola makan 'makan-istirahat-cerna-ulang'. Waktu Anda banyak dihabiskan untuk membeli, menyiapkan, dan mengonsumsi makanan!
Apakah strategi 'banyak makanan kecil' itu praktis? Kami akan membahas keuntungan dari rencana nutrisi seperti itu, siapa saja yang diuntungkan, dan mengapa.
Anda mungkin akan terkejut mengetahui bahwa bentuk rencana makan ini diperlukan untuk beberapa orang, seperti mereka yang telah menjalani gastrektomi (pengangkatan lambung secara total atau sebagian). Kurangnya lambung untuk menampung makanan Anda dapat menyebabkan rasa kenyang lebih awal (perasaan kenyang).
Pilihan makanan yang buruk bahkan dapat menyebabkan diare. Hal ini terkait dengan sindrom pembuangan, suatu kondisi di mana pengosongan makanan ke dalam usus kecil berlangsung sangat cepat sehingga menyebabkan pencernaan dan/atau penyerapan yang buruk. Seringkali, orang-orang ini akan mengurangi jumlah asupan makanan untuk menghindari gejala-gejala tersebut. Tentu saja, dengan berkurangnya jumlah makanan, memenuhi kebutuhan nutrisi Anda akan sulit.
Contoh lain dari orang-orang yang dapat mengikuti rencana ini adalah mereka yang telah menjalani operasi Whipple. Ini adalah operasi yang kompleks di mana kepala pankreas, saluran empedu, kantung empedu, dan sebagian usus kecil diangkat. Makan berselang akan cocok untuk orang-orang ini.
Namun demikian, pilihan makanannya harus cerdas, sehingga rencana makannya padat energi dan nutrisi.
Strategi 'banyak makanan kecil' akan bermanfaat bagi orang-orang yang tidak dapat mengonsumsi makanan dalam porsi normal pada waktu makan. Perasaan kenyang yang selalu mereka rasakan mengakibatkan kurangnya nafsu makan.
Praktik makan dalam porsi kecil secara berkala ini dapat memfasilitasi mereka dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Hal ini juga dapat membantu menghindari berbagai gejala yang terkait dengan konsumsi berlebihan dengan usus pendek, seperti kembung, ketidaknyamanan perut, diare, mual, atau muntah.
Skenario terburuknya adalah ketika orang-orang ini mengurangi asupan mereka sehingga mereka akhirnya kehilangan berat badan dan massa otot, yang menurunkan kualitas hidup dan kapasitas fungsional mereka untuk mandiri dalam aktivitas sehari-hari.
Seperti yang telah dibahas di awal, makan terlalu sering dapat menjadi sebuah pekerjaan rumah. Menyiapkan makanan, sudah pasti akan menghabiskan banyak waktu. Kecuali jika seseorang memilih makanan yang praktis atau memiliki bantuan. Belanja bahan makanan juga akan menyita waktu. Beberapa pasien mungkin terlalu lelah untuk makan atau mengunyah makanan, sementara yang lain mungkin tidak memiliki pengetahuan untuk menyiapkan makanan yang tepat. Jika masalah ini tidak diatasi, penurunan berat badan akan terjadi. Penelitian telah menunjukkan bahwa penurunan berat badan, pada pasien yang telah menjalani operasi usus sering dikaitkan dengan kualitas hidup yang lebih buruk, dan tingkat kematian yang tinggi. Di sisi lain, makan terlalu sering bisa melelahkan. Anda bahkan mungkin tidak merasa lapar sebelum camilan berikutnya, dan Anda harus memaksakan diri untuk memakannya. Hal ini dapat membuat Anda merasa sangat tidak nyaman.
Manfaat makan banyak makanan dalam sehari lebih besar daripada kesulitan untuk melakukannya. Strategi ini memastikan Anda tidak kehilangan berat badan saat memulihkan diri, dan bahwa Anda memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi Anda.
Bicaralah dengan ahli gizi Anda jika Anda memerlukan bantuan dalam merencanakan rezim nutrisi Anda!