Sumber: Shutterstock
Demensia merupakan epidemi yang berkembang di Singapura dan merupakan penyebab utama disabilitas di kalangan manula. Penelitian Wellbeing of the Singapore Elderly (WiSE), yang dipimpin oleh Institute of Mental Health pada tahun 2015, menunjukkan bahwa 1 dari 10 warga Singapura yang berusia di atas 60 tahun mungkin menderita demensia. Dan pada tahun 2030, sekitar 130.000 orang mungkin terkena demensia, menurut Badan Perawatan Terpadu.
Baca terus untuk mengetahui lebih lanjut tentang demensia, cara mengenali kondisi ini, dan bagaimana dokter keluarga Anda dapat membantu dalam melakukan skrining dan mengelola kondisi ini.
Demensia adalah gangguan neurodegeneratif di mana fungsi kognitif seseorang memburuk melebihi apa yang diharapkan dari penuaan biologis yang normal. Sebagai penyakit kronis, demensia memengaruhi daya ingat, orientasi, pemikiran, pemahaman, suasana hati, kemampuan sosial, bahasa, penilaian, dan kapasitas belajar seseorang. Hilangnya fungsi kognitif kadang-kadang dapat disertai atau didahului oleh perubahan dalam pengendalian emosi, suasana hati, motivasi dan/atau perilaku.
Ada 4 jenis utama demensia, masing-masing diakibatkan oleh patologi yang berbeda di otak:
Tanda-tanda awal demensia bisa jadi tidak kentara, dan sering disalahartikan sebagai bagian dari penuaan yang normal. Memiliki pengetahuan dan kesadaran akan tanda dan gejala awal ini adalah penting agar intervensi medis yang cepat dapat dimulai.
Gejala demensia bervariasi dari orang ke orang, dan juga tergantung pada penyebab demensia. Gejala-gejala tersebut meliputi:
Beberapa pasien mungkin juga menunjukkan perubahan psikologis seperti:
Meskipun demensia tidak dapat dicegah secara pasti, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko seseorang terkena demensia. Misalnya, olahraga teratur dan menjaga kontak sosial dengan keluarga dan teman dapat membantu meningkatkan kesehatan fisik dan emosional seseorang.
Tetap aktif secara mental dengan kegiatan yang merangsang intelektual juga dapat menjaga pikiran seseorang tetap tajam. Terakhir, menjaga tekanan darah, kontrol gula dan kadar kolesterol dalam kisaran yang dapat diterima serta menghindari konsumsi alkohol dan merokok yang berlebihan juga akan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.
Ada beberapa cara untuk melakukan skrining demensia. Contoh alat yang umum digunakan dalam praktik umum termasuk Abbreviated Mental Test (AMT) dan Mini Mental State Examination (MMSE). Kedua alat ini terdiri dari serangkaian pertanyaan yang menilai berbagai aspek kognisi, seperti memori, ingatan, perhatian, orientasi, kalkulasi, dan keterampilan visuospasial.
Jika pengasuh, keluarga, atau teman dekat melihat adanya penurunan daya ingat pada pasien yang dicurigai, atau melihat mereka mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, silakan berkonsultasi dengan dokter keluarga Anda sesegera mungkin.
Meskipun tidak ada obat atau pengobatan yang pasti untuk menghentikan penurunan kognisi yang progresif, diagnosis dini demensia masih dapat membuat perbedaan dalam kehidupan pasien.
Tidak ada alat tunggal untuk mendiagnosis demensia. Perjalanan diagnosis melibatkan beberapa langkah yang meliputi riwayat medis awal dan pemeriksaan, penilaian kognitif yang akan menilai daya ingat dan kemampuan berpikir pasien, serangkaian tes laboratorium dan pemindaian otak.
Dalam beberapa kasus, evaluasi psikiatri juga akan dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi kesehatan mental yang mendasari yang mungkin menjadi penyebab gejala selain demensia.
Pengobatan dan penanganan demensia akan tergantung pada penyebabnya.
Pendekatan dua cabang (farmakologis dan non-farmakologis) biasanya diadopsi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, memaksimalkan kemandirian fungsional, dan meminimalkan perubahan emosional dan perilaku.
Intervensi non-farmakologis seperti kegiatan terapi, kegiatan rekreasi dan kegiatan psikologis biasanya merupakan pengobatan lini pertama. Intervensi ini terbukti dua kali lebih efektif daripada obat antipsikotik dan memiliki risiko yang lebih kecil ketika mengobati gejala seperti depresi, kecemasan, lekas marah, agitasi, agresi, delusi, dan masalah tidur.
Perawatan farmakologis melibatkan penggunaan peningkat kognitif seperti penghambat asetilkolinesterase (misalnya donepezil, rivastigmine dan galantamine) dan memantine. Obat-obatan ini sebagian besar diresepkan untuk mengobati pasien dengan penyakit Alzheimer. Dalam beberapa kasus, obat ini diberikan kepada pasien dengan demensia Lewy body atau demensia campuran.
Peningkat kognitif tidak menyembuhkan demensia atau mengubah proses penyakit yang mendasarinya. Sebaliknya, obat ini bekerja dengan cara meningkatkan atau mengatur pembawa pesan kimiawi di otak yang terlibat dalam memori, penilaian, dan pembelajaran.
Selama pengobatan, pemantauan respons pasien dengan parameter objektif dan subjektif akan dilakukan secara berkala untuk melacak hasilnya. Untuk memaksimalkan manfaat terapi, dokter akan sering kali menggabungkan obat dengan terapi non-obat.
Demensia tidak hanya memengaruhi pasien, tetapi juga kehidupan keluarga dan orang yang mereka cintai. Sering kali, perubahan gaya hidup dan lingkungan yang besar harus dilakukan.
Untungnya, ada beberapa lembaga, seperti Dementia Singapore dan Agency of Integrated Care, yang membantu pasien serta anggota keluarga dan pengasuh mereka dalam mengatasi beban penyakit ini.
Lembaga-lembaga ini menyediakan sumber daya dan alat bantu online yang berguna, layanan dukungan pengasuh, dan layanan penitipan anak yang dapat membantu pasien dan keluarganya menghadapi kondisi yang progresif dan tidak dapat diprediksi ini.
Dokter keluarga Anda dapat memberikan lebih banyak saran dan informasi tentang demensia. Jika Anda mencurigai orang yang Anda cintai menderita demensia, hubungi dokter kami yang ramah di klinik Parkway Shenton di dekat Anda.