Hepatitis merupakan kondisi peradangan hati atau liver. Hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi virus, bahan kimia, penyalahgunaan obat, pengobatan tertentu, dan gangguan kekebalan tubuh. Ada berbagai jenis hepatitis viral, termasuk yang paling umum dijumpai adalah hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Masing-masing jenis hepatitis viral tersebut disebabkan oleh virus sesuai penamaannya. Setiap jenis hepatitis viral disebarkan melalui metode yang berbeda, dan memerlukan terapi yang berbeda pula.
Infeksi virus hepatitis A menyebabkan peradangan akut pada hati. Hepatitis A merupakan penyakit yang perkembangannya terbatas, dengan gejala yang bertahan selama beberapa minggu sebelum orang yang bersangkutan pulih sepenuhnya. Mereka yang sudah terserang infeksi hepatitis A akan memiliki kekebalan tubuh seumur hidupnya.
Infeksi hepatitis B adalah infeksi hepatitis yang paling umum. Sebagian besar orang yang terinfeksi dapat pulih dari infeksi hepatitis B akut dan menjadi kebal terhadapnya. Namun demikian, sebagian orang lainnya dapat mengembangkan infeksi hepatitis B jangka panjang yang menyebabkan komplikasi serius, termasuk hepatitis kronis, sirosis hati (penyakit hati menahun), gagal hati, dan kanker hati. Hepatitis B merupakan penyakit yang mendapat perhatian khusus, baik secara nasional maupun global. Di Indonesia, hepatitis B adalah penyakit endemik dengan angka melebihi 1 juta kasus baru setiap tahunnya.
Infeksi hepatitis C mengakibatkan berkembangnya penyakit hati yang bersifat kronis di seluruh dunia. Virus hepatitis C tidak dapat hilang pada sebagian besar penderita, sehingga virus hepatitis C terus menyebabkan kerusakan pada hati selama bertahun-tahun. Mirip dengan hepatitis B, hepatitis C dapat menyebabkan hepatitis kronis, sirosis, gagal hati, dan kanker hati.
Sebagian pasien hepatitis bersifat asimtomatis, di mana pasien tidak menyadari gejala hepatitis apa pun. Namun demikian, gejala hepatitis umum dapat mencakup:
Gejala hepatitis A biasanya tidak muncul hingga beberapa minggu pascainfeksi, meskipun tidak semua pasien menunjukkan gejala hepatitis. Sedangkan gejala hepatitis B biasanya muncul sekitar 1-4 bulan setelah terinfeksi, meskipun dalam beberapa kasus gejala hepatitis B mulai dapat terlihat saat dua minggu pascainfeksi. Sebagian pasien, khususnya anak kecil, mungkin tidak mengalami gejala hepatitis B. Sementara untuk gejala hepatitis C, biasanya infeksi tidak menunjukkan ciri-ciri apa pun selama bertahun-tahun hingga virus merusak hati dan mulai menimbulkan gejala penyakit hati.
Sebagai pilihan langkah antisipasi paling aman, pasien disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter ketika mengalami gejala hepatitis yang disebutkan di atas, khususnya ketika urine berwarna gelap dan menderita penyakit kuning. Ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan perkembangan hepatitis menjadi lebih buruk serta menghindari komplikasi. Beberapa gejala hepatitis juga mungkin memerlukan perhatian khusus dari dokter.
Penyebab hepatitis dapat berupa beragam kondisi medis. Namun demikian, penyebab hepatitis yang paling utama adalah infeksi virus.
Virus hepatitis A ditularkan melalui:
Virus hepatitis B umumnya ditemukan dalam darah. Selain itu, virus hepatitis B juga dapat ditemukan dalam sekresi semen dan vagina. Hepatitis B dapat ditularkan melalui kemungkinan berikut:
Virus hepatitis C terutama ditemukan dalam darah dan ditularkan apabila darah orang yang terinfeksi memasuki aliran darah seseorang yang rentan, seperti misalnya melalui penggunaan jarum yang terkontaminasi secara bersama-sama.
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkit hepatitis:
Beberapa komplikasi dan penyakit terkait hepatitis, di antaranya:
Dengan mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan penyebab hepatitis di atas, maka seseorang dapat menurunkan risiko atau melakukan langkah pencegahan terhadap hepatitis, seperti misalnya:
Untuk mengajukan pertanyaan, hubungi
+65 6575 7575
Untuk membuat janji temu, hubungi kami via WhatsApp di nomor
+65 8111 9777